RANGKASBITUNG – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar puncak peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025 yang mengusung tema “Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas”. Acara ini disiarkan secara daring melalui kanal YouTube resmi Kemenkes pada Rabu (30/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya imunisasi lengkap. Ia menekankan pentingnya penyebaran informasi yang akurat guna mendukung kesehatan anak dan masyarakat secara keseluruhan.

baca juga 13 Ribu Personel TNI-Polri Siap Amankan May Day di Jakarta, Kapolda: Jangan Sampai Lengah
“Imunisasi lengkap adalah pondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang sehat. Kami mengimbau para orang tua dan pengasuh untuk rutin membawa anak-anak ke pos pelayanan imunisasi sesuai jadwal,” ujarnya.
Dr. Prima juga menegaskan bahwa imunisasi merupakan investasi jangka panjang dalam mewujudkan bangsa yang sehat, berkualitas, produktif, dan berdaya saing tinggi. Ia percaya, dengan cakupan imunisasi yang luas dan merata, Indonesia dapat melahirkan generasi yang tangguh dan sehat.
“Mari kita tingkatkan mutu layanan imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah,” tambahnya.
Ia menyampaikan bahwa Pekan Imunisasi Dunia, yang diperingati setiap pekan keempat April oleh seluruh negara anggota WHO, termasuk Indonesia, merupakan momentum penting untuk menggugah kembali kesadaran kolektif, baik dari masyarakat maupun sektor swasta, dalam mendukung program imunisasi nasional.
Tujuannya adalah memberikan perlindungan menyeluruh lintas usia, sekaligus mendorong tercapainya target eradikasi dan eliminasi penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.
Lebih lanjut, dr. Prima menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan zaman, termasuk memanfaatkan era digitalisasi untuk terus mengedukasi masyarakat dengan informasi yang lengkap dan terpercaya.
“Imunisasi yang lengkap, bermutu, dan merata merupakan kunci perlindungan terhadap risiko kesakitan, kecacatan, hingga kematian akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” pungkasnya.