Menurutnya, ikhlas bukan hanya tentang melakukan kebaikan, tetapi juga tentang melakukannya tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini ia sampaikan dalam salah satu ceramahnya yang ramai diperbincangkan karena pandangannya yang berbeda dari banyak ulama lain.

Dalam ceramah yang disampaikan, Gus Baha menekankan bahwa mempertahankan kebenaran harus dilakukan tanpa pamrih. Ia memberi contoh, meskipun saat ini banyak kampanye tentang membela agama, hal itu seharusnya tidak dilakukan hanya demi mendapatkan penghargaan atau tempat di surga.
Baginya, tujuan akhir umat muslim adalah menjalankan ajaran agama dengan ikhlas, tanpa embel-embel imbalan duniawi maupun akhirat.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @galuraofficial, Gus Baha menjelaskan bahwa teori ikhlas yang ia kagumi dilatih melalui ilmu.
“Saya ini pengagum teori ikhlas dilatih bil ‘ilmi,” katanya. Gus Baha mengungkapkan bahwa ia merasa malu jika berbuat sesuatu hanya demi balasan atau penghargaan.
Bertentangan dengan esensi kejujuran yang tanpa imbalan, namun dengan Allah SWT yang menuntut imbalan.
Beliau menekankan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus jujur terhadap sifat sesuatu, seperti mengakui bahwa air itu dingin dan api itu panas, tanpa mengharap imbalan.
Menurut Gus Bahá, kejujuran dan ketulusan adalah prinsip dasar agama. Beliau menekankan bahwa berbuat baik tidak boleh dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan surga atau menghindari neraka.
“Kalau mengenai hakikat-hakikat sederhana seperti air dingin dan api panas saja saya jujur tanpa imbalan, lalu kenapa ketika berbicara tentang Allah saya harus minta imbalan surga atau neraka?” ujarnya.
Pandangan ini mengejutkan banyak orang, karena Gus Bahá tampaknya menantang pemahaman umum tentang ibadah. Beliau mendorong umat Islam untuk beribadah dengan niat yang tulus tanpa mengharapkan imbalan.
Dalam pandangannya, memenuhi perintah Allah seharusnya merupakan bentuk cinta dan ketundukan, bukan untuk keuntungan pribadi di dunia atau akhirat.
Gus Bahá juga menunjukkan bahwa meskipun teori keikhlasan telah banyak dibahas oleh para ulama terdahulu, namun penerapannya masih sering dilupakan oleh umat.
Beliau menyarankan umat Islam untuk memperdalam ilmu untuk memahami esensi dari ikhlas itu sendiri. “Ikhlas itu harus dilatih, tidak hanya dalam perkara kecil, tetapi juga dalam perkara besar yang menyangkut hubungan kita dengan Allah,” tambahnya.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menekankan pentingnya kejujuran dalam kehidupan beragama. Beliau memberikan analogi: seperti halnya kita mengenali sifat-sifat dasar duniawi seperti air dingin dan api panas, kita juga harus jujur dalam menerima perintah Allah dan melaksanakannya tanpa pamrih. (DD)