Sebanyak 70 Orang di Kentucky, AS Tewas usai Diterjang Tornado Dahsyat Kemendag Cabut Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Berita Populer: Uji Coba Gage ke Anyer-Kunjungan Wisman 2022 Diprediksi Rendah Bosen Kerja Kantoran? Jadi Atlet MMA Aja! Di Negeri Sawit, Minyak Goreng Tak Terjangkau Belum Punya Mobil saat Merintis Karier, Andre Taulany: Ke Mana-mana Naik Angkot

Berita

Psikologi Klinis Anastasia Satrio: Paparan Gadget Berlebihan Ganggu Kemampuan Berpikir Kritis dan Sosial Anak

badge-check


Psikologi Klinis Anastasia Satrio: Paparan Gadget Berlebihan Ganggu Kemampuan Berpikir Kritis dan Sosial Anak Perbesar

JAKARTA (JB)– Kemajuan teknologi digital membawa berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, terutama bagi perkembangan anak dan remaja. Psikolog klinis Anastasia Satrio menyoroti dampak negatif paparan gadget berlebihan terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial anak.

Menurut Anastasia, anak-anak zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat digital dibandingkan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.

“Anak-anak sekarang lebih sering mendapatkan informasi secara instan tanpa harus berpikir panjang,” ujar Anastasia dalam acara The Grand Opening Gentem Lifelong Learning: From Childhood to Career di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Rabu (12/2/2025).

Dampak Penggunaan Gadget Berlebihan

Anastasia menjelaskan bahwa kemudahan akses informasi digital justru dapat melemahkan kemampuan berpikir analitis anak.

“Mereka terbiasa dengan jawaban cepat dari internet, sehingga kemampuan berpikir kritis mereka kurang terasah,” katanya.

Selain itu, kurangnya interaksi sosial langsung membuat anak kesulitan memahami ekspresi wajah, nada suara, dan emosi orang lain, yang pada akhirnya mengurangi empati serta keterampilan sosial mereka.

Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak

Anastasia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing penggunaan gadget pada anak. Beberapa pendekatan yang disarankan antara lain:

✅ Reflective communication – Mengajak anak berdiskusi tentang berbagai topik untuk melatih berpikir kritis.

✅ Play therapy – Mendorong anak untuk bermain secara aktif dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

✅ Menjadi contoh yang baik – Orang tua juga harus mengurangi penggunaan gadget saat bersama anak agar anak tidak meniru kebiasaan yang kurang baik.

“Jika ingin anak-anak lebih sedikit bermain gawai, maka orang tua juga harus mengurangi penggunaan ponsel saat bersama anak,” tegasnya.

Sebagai solusi, Anastasia merekomendasikan pengasuhan yang lebih interaktif dan berbasis pengalaman nyata, seperti membiasakan anak berdiskusi, mendorong kegiatan bermain di luar rumah, serta mengajarkan cara memilah informasi yang mereka dapatkan secara online.

Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak tetap dapat menikmati teknologi tanpa kehilangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial yang mereka butuhkan untuk masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Safari Ramadan Gubernur Riau, Bupati Kampar Dorong Sinergi untuk Kemajuan Daerah

11 March 2025 - 02:07 WIB

Antusias Warga Riau Swafoto dengan Gubri Abdul Wahid, Bukti Kedekatan dengan Pemimpin

3 March 2025 - 01:24 WIB

Gubernur dan Wagub Riau Gelar Safari Ramadan di Masjid Raya Annur Pekanbaru

3 March 2025 - 01:10 WIB

Hutan Lindung Kenegerian Sentajo, Dijaga Ketat oleh Datuk Penghulu nan Barompek

2 March 2025 - 02:56 WIB

Petang Megang Kembali Digelar di Pekanbaru Sambut Ramadan

28 February 2025 - 11:33 WIB

Trending on Berita