JAKARTA (JB)– Kemajuan teknologi digital membawa berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, terutama bagi perkembangan anak dan remaja. Psikolog klinis Anastasia Satrio menyoroti dampak negatif paparan gadget berlebihan terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial anak.
Menurut Anastasia, anak-anak zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat digital dibandingkan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.

“Anak-anak sekarang lebih sering mendapatkan informasi secara instan tanpa harus berpikir panjang,” ujar Anastasia dalam acara The Grand Opening Gentem Lifelong Learning: From Childhood to Career di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Rabu (12/2/2025).
Dampak Penggunaan Gadget Berlebihan
Anastasia menjelaskan bahwa kemudahan akses informasi digital justru dapat melemahkan kemampuan berpikir analitis anak.
“Mereka terbiasa dengan jawaban cepat dari internet, sehingga kemampuan berpikir kritis mereka kurang terasah,” katanya.
Selain itu, kurangnya interaksi sosial langsung membuat anak kesulitan memahami ekspresi wajah, nada suara, dan emosi orang lain, yang pada akhirnya mengurangi empati serta keterampilan sosial mereka.
Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak
Anastasia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing penggunaan gadget pada anak. Beberapa pendekatan yang disarankan antara lain:
✅ Reflective communication – Mengajak anak berdiskusi tentang berbagai topik untuk melatih berpikir kritis.
✅ Play therapy – Mendorong anak untuk bermain secara aktif dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
✅ Menjadi contoh yang baik – Orang tua juga harus mengurangi penggunaan gadget saat bersama anak agar anak tidak meniru kebiasaan yang kurang baik.
“Jika ingin anak-anak lebih sedikit bermain gawai, maka orang tua juga harus mengurangi penggunaan ponsel saat bersama anak,” tegasnya.
Sebagai solusi, Anastasia merekomendasikan pengasuhan yang lebih interaktif dan berbasis pengalaman nyata, seperti membiasakan anak berdiskusi, mendorong kegiatan bermain di luar rumah, serta mengajarkan cara memilah informasi yang mereka dapatkan secara online.
Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak tetap dapat menikmati teknologi tanpa kehilangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial yang mereka butuhkan untuk masa depan.