Jakarta, (JB) – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak anak-anak dan remaja di delapan provinsi untuk melakukan aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim. Pasalnya, krisis iklim mengancam kehidupan masyarakat, terutama anak-anak Indonesia.
“Saya bangga dengan aksi nyata dari adik-adik yang sudah berusaha mengatasi krisis iklim. Penting bagi kita semua untuk ikut serta dalam melakukan mitigasi, antisipasi, dan adaptasi terhadap krisis iklim yang mengancam kehidupan kita,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dalam sambutannya pada acara Festival Aksi Generasi Berencana di Jakarta, Sabtu (7/12/2024).

Pratikno juga mengajak seluruh generasi muda untuk berperan aktif dan strategis dalam menyuarakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi akibat krisis iklim. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan krisis iklim yang terjadi saat ini.
“Generasi muda harus dapat berperan aktif dalam mengartikulasikan potensi krisis iklim. Hal ini untuk menyadarkan masyarakat agar secara kolektif dapat menanggulangi dan mengatasi ‘pejuang’ ini,” ujar Pratikno.
Sementara itu, krisis iklim juga dipandang sebagai krisis anak. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti, mengatakan. “Anak-anak menanggung beban ganda akibat krisis iklim karena mereka terkena dampak bencana alam dan berbagai penyakit. Saat hujan yang sangat lebat di Sukabumi, tujuh jembatan hancur dan berdampak pada anak-anak yang tidak dapat pergi ke sekolah,” kata Woro.
Menurut Woro, Festival Aksi Generasi Iklim merupakan langkah awal untuk menyuarakan dan melakukan aksi nyata. Terutama untuk mengatasi krisis iklim.
Dimulai dari keluarga sebagai lingkungan terkecil. Sekolah dan lingkungan yang lebih luas, yaitu masyarakat.
“Ini yang bisa kita lakukan dan tentu akan terus kita koordinasikan. Kita harus memastikan bahwa kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan hak-hak anak,” kata Woro.
“Kami akan terus melakukan hal ini karena dampak dari krisis iklim. Dan saya meminta agar kita memberikan ruang seluas-luasnya kepada anak-anak kita untuk berkreasi,” kata Woro.