Pekanbaru (JB)– Di tengah kesibukan kota, kopi bukan sekadar minuman penyemangat, tetapi juga peluang bisnis yang menjanjikan. Tren kopi keliling semakin berkembang di Pekanbaru, membuktikan bahwa inovasi dan keberanian dalam berwirausaha dapat membuka jalan menuju kesuksesan.
Di sepanjang Jalan Cut Nyak Dien, suasana Sabtu sore (8/2/2025) terasa lebih hidup dengan kehadiran lima gerobak kopi keliling yang dipenuhi pelanggan. Harga terjangkau dan cita rasa bersaing membuat bisnis ini semakin diminati.

“Lebih praktis daripada ke kafe. Harganya juga lebih ekonomis,” kata Riska, pelanggan setia kopi keliling.
Sementara itu, Akbar, pekerja di Pekanbaru, menilai kopi keliling lebih efisien. “Nggak perlu nunggu lama, langsung jadi. Harganya juga ramah di kantong,” katanya.
Bisnis Kopi Keliling Makin Berkembang
April, karyawan Kopi Saka, mengungkapkan bahwa usaha kopi keliling yang dijalankannya sudah berjalan empat bulan dan terus berkembang.
“Kami mulai jualan dari pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Sehari bisa terjual 500–600 cup,” ujarnya.
Sementara itu, Della Mustika, Manajer Operasional Kopi Saka, menegaskan bahwa kualitas rasa dan pelayanan adalah kunci mempertahankan pelanggan.
“Kami ingin orang-orang tetap setia dengan kopi kami karena mereka tahu kualitasnya,” jelasnya.
Tumbuhnya Ekonomi Kreatif
Pengamat ekonomi Edyanus Herman Halim menilai fenomena kopi keliling sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Bisnis ini mencerminkan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin fleksibel. Selain itu, usaha ini membuka peluang kerja bagi banyak orang,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa strategi pemasaran yang langsung menjangkau konsumen menjadi keunggulan utama bisnis ini.
“Sekarang, kopi tidak harus dinikmati di kafe. Bisa di mana saja, kapan saja,” tambahnya.
Dengan harga yang mulai dari Rp8.000 hingga Rp13.500 per gelas, kopi keliling tak hanya menjadi tren sementara, tetapi juga simbol ketangguhan usaha kecil yang mampu bersaing di tengah perubahan zaman. ***