PEKANBARU ( JB ) – Delapan puluh sepuluh penyandang disabilitas di Pekanbaru berkesempatan mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II bersama Persatuan Penyudang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Riau.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility ( CSR ) yang bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan membatik dan mendukung kemandirian ekonomi mereka.

Pelatihan berlangsung selama empat hari, dimulai dari Rabu (25/6/2025) hingga Sabtu (28/6/2025), bertempat di Rumah Batik Seroja, Jalan Datuk Setia Maharadja, Tangkerang Selatan, Pekanbaru. Selain mempelajari teknik membatik, para peserta juga mendapatkan pemahaman dasar mengenai kewirausahaan agar mampu mengembangkan usaha mandiri setelah pelatihan selesai.
General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Radityo Ari Purwoko, secara resmi membuka pelatihan ini. Dalam berbagai hal, ia mengungkapkan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, tetapi juga untuk membangun kepercayaan diri dan semangat kreativitas bagi para peserta.
“Dengan pelatihan ini, kami berharap peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh sebagai langkah awal menuju kemandirian,” ujar Radityo.
Ketua PPDI Riau, Surflayman, S.Sos, yang akrab dipanggil Imen, memberikan apresiasi atas dukungan dari pihak bandara. Ia menjelaskan bahwa program ini dirancang dengan pendekatan inklusif, sehingga setiap peserta merasa nyaman dan didampingi sesuai dengan kebutuhannya.
Para peserta juga telah sepakat untuk membentuk kelompok usaha bernama Rumah Batik Duva Widuri sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini. Kelompok ini diharapkan menjadi wadah produksi batik sekaligus tempat berkarya bagi semua penyandang disabilitas.
Pelatihan dilakukan secara intensif di bawah bimbingan pelatih profesional yang berpengalaman dalam kerajinan batik. Antusiasme peserta terlihat sejak hari pertama, dengan semangat belajar yang tinggi serta keinginan yang kuat untuk mengembangkan diri secara mandiri.
Melalui kegiatan ini, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II menunjukkan komitmennya terhadap inklusi sosial dan pemberdayaan kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas, dalam rangka program CSR yang berkelanjutan.