MATARAM, (JB) – Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) memaparkan strategi pemajuan seni budaya agar Perda Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pemajuan Kebudayaan dapat menunjukkan hasil yang memadai.
Calon gubernur NTB nomor urut 3 Lalu Muhammad Iqbal menyayangkan Perda Pemajuan Kebudayaan yang sudah disahkan pada tahun 2021 belum berjalan dengan baik.
“Melestarikan budaya adalah sesuatu yang penting,” katanya dalam debat terakhir pemilihan gubernur NTB di Mataram pada hari Rabu, yang dilansir dari laman mataram.antaranews.com.
Iqbal mengusulkan tiga hal untuk memajukan seni budaya di NTB, yaitu pemisahan dinas kebudayaan dari dinas pendidikan, pembangunan sekolah menengah atau institut seni budaya, dan peningkatan kapasitas guru untuk mengajarkan budaya di sekolah.
Selain itu, Dewan Adat juga harus direvitalisasi agar semua orang dapat menerima budaya dan terutama generasi muda belajar untuk mencintai tradisi dan budaya Nusa Tenggara Barat.
“Jika kita ingin mengembangkan kebudayaan, kita perlu memikirkan kesejahteraan dan perlakuan yang lebih baik bagi para pemangku adat dan tokoh adat,” ujar calon gubernur NTB nomor urut 1, Sitti Rohmi Djalilah, dengan menekankan bahwa tidak semua provinsi di Indonesia memiliki peraturan daerah yang memajukan seni budaya, sehingga peraturan tersebut harus dihormati.
Ia berjanji jika terpilih menjadi kepala daerah, ia akan mengimplementasikan peraturan daerah untuk memajukan seni budaya dengan baik, karena Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang kaya akan seni budaya dan kerajinan.
Aparatur sipil negara atau ASN diwajibkan untuk mempromosikan produk limbah lokal berupa tenun atau batik untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk memberikan wadah bagi para seniman lokal dan memfokuskan sanggar-sanggar seni yang ada di NTB.
“Kami sudah memulai dan membuat peraturan agar ASN, tenaga kerja yang bisa kami atur, bisa menenun dan membatik,” kata Rohmi.
Sementara itu, calon gubernur nomor urut 2, Zulkieimansyah, mempresentasikan prestasinya sebagai anggota DPR RI dan mendirikan Institut Studi Sosial dan Budaya sejak 12 tahun yang lalu.
Ia mengungkapkan bahwa institut ini menawarkan berbagai program studi, termasuk sejarah, sosiologi, sastra, budaya, dan seni tari.
“Jadi kami sudah menaruh perhatian pada seni dan budaya sejak lama,” kata Zulkieimansyah. (DD)
