(JB) – Metode Sariswara, yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara, adalah salah satu pendekatan pendidikan unik Indonesia yang menggabungkan seni dan budaya untuk mendidik anak secara holistik. Metode ini tidak hanya berfokus pada pengajaran tembang-tembang tradisional Jawa seperti “macapat”, tetapi juga menggabungkan sastra, cerita, dan seni dalam satu pelajaran.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dengan mempelajari tembang macapat, siswa tidak hanya melatih kemampuan bernyanyi, tetapi juga memahami sastra dan cerita. Dengan cara ini, siswa dapat mengasah rasa, pikiran, dan karakter mereka pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini juga digunakan dalam pendidikan pra-sekolah “Taman Indria” atau Tamansiswa.

Sariswara tidak hanya mengajarkan teknik bernyanyi, tetapi juga memperkenalkan konsep “sastra-gending”, yaitu pendidikan yang menggabungkan bahasa, seni, dan cerita. Proses pembelajaran ini mengembangkan daya cipta (pikiran), rasa (emosi), dan karsa (tenaga/kemauan) anak secara seimbang.
Pendekatan holistik dan menyenangkan
Sariswara menekankan pentingnya pendidikan seni untuk mengenalkan anak pada keindahan dan kehalusan rasa. Dengan memanfaatkan berbagai indera – pendengaran, penglihatan, gerakan dan perasaan – anak-anak diajak untuk belajar melalui permainan peran yang kreatif dalam suasana yang menyenangkan.
Cerita-cerita yang dimasukkan ke dalam metode ini biasanya diambil dari kisah-kisah kepahlawanan atau sejarah lokal. Cerita-cerita ini tidak hanya memberikan pelajaran sastra, tapi juga nilai-nilai luhur seperti gotong royong, saling menghargai, cinta tanah air, dan berguna bagi sesama manusia.
Menghidupkan budaya dalam pendidikan
Metode Sariswara mencerminkan visi Ki Hadjar Dewantara tentang pengajaran yang selaras dengan budaya bangsa. Dalam suasana belajar yang menyenangkan, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga membangun karakter dan kecintaan mereka terhadap tanah air. Metode ini menunjukkan bagaimana tradisi lokal dapat menjadi media yang efektif untuk membentuk manusia yang berkepribadian utuh dan berkualitas.
Metode ini penting bagi pendidikan modern, terutama untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan budaya kepada generasi muda dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. (DD)
sumber : labsariswara.home.blog